2/28/2013

Loyalitas Pengunjung

      Ketika berbicara tentang pariwisata, dan beberapa hal lainnya yang membuat orang terpikat maka tentunya kita berbicara tentang pengunjung. Nah, Sobat semua, sebelum mata terpejam untuk malam ini, maka Kreasi Kita dengan segala keterbatasan mencoba membagikan kepada kita semua tentang Loyalitas Pengunjung.. Seperti apa sih..? Hal itu akan terjawab dengan sendirinya setelah membaca tulisan ini.. Slamat membaca ya..
Loyalitas
      Loyalitas pengunjung merupakan fungsi dari kepuasan pelanggan. Menurut Schanaars (dalam Tjiptono 1997:24) pada dasarnya tujuan dari bisnis adalah menciptakan para pengunjung yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pengunjung dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya beberapa hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pengunjung, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut Menurut Lovelock di dalam Atom (2009:3) mendefenisikan Loyalitas sebagai : “Kemauan pelanggan untuk terus mendukung sebuah perusahaan dalam jangka panjang, membeli dan menggunakan produk dan jasanya atas dasar rasa suka yang ekslusif dan secara sukarela merekomendasikan produk perusahaan pada para kerabatnya.”
      Menurut Kotler (1997:27) memberikan definisi mengenai Loyalitas (loyalitas jasa) merupakan “kesetiaan yang menunjukkan probalitas seseorang konsumen atau pengunjung untuk melakukan kunjungan ulang dalam periode waktu tertentu”.
      Berdasarkan defenisi diatas dapat dikemukakan loyalitas pengunjung merupakan suatu tindakan pengunjung yang secara terus menerus melakukan pembelian secara berkala ditempat yang sama dan meferensikannya kepada orang lain. Pemahaman loyalitas pelanggan sebenarnya tidak hanya dilihat dari transaksinya saja atau pembelian berulang (repeat customer).
      Menurut Griffin (2002 : 31) Ada beberapa indikator dari pelanggan yang dianggap loyal, antara lain :
  1. Pengunjung yang melakukan pembelian ulang secara teratur
  2. Pengunjung yang membeli untuk produk yang lain ditempat yang sama 
  3. Pengunjung yang mereferensikan kepada orang lain 
  4. Pengunjung yang tidak dapat dipengaruhi oleh pesaing untuk pindah 
      Menurut Philip Kotler (2005:42) terdapat dua cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempertahankan pelanggan : 
  1. Mendirikan rintangan untuk beralih kepada pemasok lain. Perusahaan dapat memberikan berbagai macam insentif bagi pelanggan yang sama, seperti memberikan potongan harga, kartu diskon dan hadiah pembelian. 
  2. Memberikan kepuasan tinggi kepada pelanggan. Pelanggan yang merasakan kepuasan yang tinggi cenderung sulit untuk mengganti pemasoknya, walaupun perusahaan lain menawarkan harga yang lebih murah dan penawaran-penawaran lainnya
Sekian dulu ya Sobat,.. Semoga dapat bermanfaat..
Readmore → Loyalitas Pengunjung
logoblog

Karakteristik dan Klasifikasi Jasa

      Masih seputar jasa Sobat, Menurut Griffin di dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2008 : 6), menyebutkan karakteristik jasa sebagai berikut : 
Karakteristik dan Klasifikasi Jasa
  • Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan dan kenyamanan
  • Unstorability (tidak dapat disimpan). Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. 
  • Customizion (kustomisasi). Jasa sering kali didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam penyampaian jasa dapat dibedakan menjadi lima kategori yang disusun atas dasar bagian-bagian dari jasa khususnya :
  1. Barang berwujud murni, yaitu tawaran kepada costumer langsung berupa barang yang dapat digunakan langsung tanpa adanya perantara dan biasanya produk tersebut habis pakai. Misal: sabun mandi, pasta gigi, makanan instant, buku tulis dan nyata tidak ada unsur jasa yang menyertai produk tersebut.
  2. Barang berwujud yang disertai layanan, yaitu penawaran kepada costumer dengan memberikan pelayanan khusus ketika costumer membeli produk tersebut. Jasa antara produk nyata dengan jasa itu beriringan sepaket dalam melayani costumer. Misal penjualan Mobil dan Motor mereka tidak hanya menawarkan produk yang dijual tapi juga menyediakan ruang pamer (showroom), service gratis, pemberian garansi dan lain-lain. Konsep para penjual produk yang beriringan dalam memberikan pelayanan biasanya menggunakan prinsip “menjual jasa demi laba”.
  3. Campuran, yaitu penawaran produk yang langsung jasa sebagai aplikasi dalam pemasarannya. Misal Restoran makanan, kafe minuman, jadi costumer datang untuk membeli makanan di restoran sekaligus merasakan palayanan sebagai pilihan pokoknya. Pelayanan disini menjadi tolak ukur dalam meraih pelanggan. 
  4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan, yaitu tawaran jasa yang diikuti jasa tambahan atau produk pendukung. Misal ketika kita membeli tiket kereta api eksekutif maka pelayanan dan jasa yang dibedakan dengan kelas lainnya diberikan makanan dan minuman dalam perjalanan ke tujuan penumpang. 
  5. Jasa Murni, yaitu tawaran yang hanya unsur jasa yang murni tanpa adanya penambahan produk. Misal tempat penitipan anak, phsikoterapi dan jasa akupuntur.
      Nah Sobat, berdasarkan uraian di atas, maka jasa dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk :
  • Jasa Bisnis
  • Jasa Komunikasi
  • Jasa Konstruksi dan Jasa Tekhnik
  • Jasa Distribusi 
  • Jasa Pendidikan
  • Jasa Lingkungan Hidup
  • Jasa Keuangan 
  • Jasa Kesehatan dan Jasa Sosial 
  • Jasa Kepariwisataan dan Jasa Sosial
  • Jasa Rekreasi, Budaya dan Olahraga 
  • Jasa Transportasi
  • Jasa lain-lain.
Readmore → Karakteristik dan Klasifikasi Jasa
logoblog

Pengertian Kualitas Jasa

Kualitas Pelayanan
      Sobat semua, permasalahan tentang pelayanan bukanlah sesuatu hal yang sulit/ rumit, akan tetapi apabila hal ini kurang diperhatikan maka dapat menimbulkan hal-hal yang rawan dan sifatnya sangat sensitif. Sistem pelayanan yang diterapkan kepada para konsumen perlu didukung oleh kualitas pelayanan (jasa), fasilitas yang memadai dan etika/sopan santun. Adapun tujuan dalam memberikan pelayanan, tidak lain untuk memberikan kepuasan kepada konsumen/pelanggan, sehingga berakibat dengan adanya nilai tambah bagi perusahaan. Sebelum memberikan defenisi dari kualitas pelayanan, maka perlu diketahui mengenai defenisi dari kualitas terlebih dahulu, defenisi pelayanan telah diuraikan sebelumnya.
      Konsep kualitas pada dasarnya bersifat relatif, dimana kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dipersepsikan sebagai kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa yang akan datang). Ada tiga orientasi dari kualitas antara lain : 
  1. Persepsi konsumen 
  2. Produk (Jasa) 
  3. Proses
      Menurut Sviokha di dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2008:176), kualitas memiliki delapan dimensi pengukuran yang terdiri atas aspek-aspek sebagai barikut :
  1. Kinerja (perfomance) yang merujuk pada karakter inti yang meliputi merek, atribut-atribut yang dapat diukur, dan aspek-aspek kinerja individu.
  2. Keragaman produk (features) dapat berbentuk produk tambahan dari suatu produk inti yang dapat menambah nilai suatu produk.
  3. Keandalan (reliability) dimensi ini berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak berfungsi (malfunction) pada suatu periode.
  4. Kesesuaian (conformance) dimensi lain yang berhubungan dengan kualitas suatu barang adalah kesesuaian produk dengan standar dalam industrinya
  5. Ketahanan atau daya tahan (durability), ketahanan suatu produk didefenisikan sebagai sejumlah kegunaan yang diperoleh seseorang sebelum mengalami penurunan kualitas.
  6. Kemampuan pelayanan (serviceability) kemampuan pelayanan bisa juga disebut dengan kecepatan, kompetensi, kegunaan dan kemudahan produk untuk diperbaiki. 
  7. Estetika (aesthetics) merupakan dimensi pengukuran yang paling subjektif. 
  8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) konsumen tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut produk/jasa.
      Apabila jasa yang diterima oleh konsumen/ pengunjung sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan yang dirasakan melebihi harapan konsumen dalam artian kualitas pelayanan yang diberikan memuaskan para konsumen.Sebaliknya jika pelayanan yang dirasakan rendah dari apa yang diharapkan maka kualitas pelayanan akan dipersepsikan jelek sehingga mereka akan merasa tidak puas. Menurut Lupiyoadi (2001:144) mendefinisikan bahwa Kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk/ jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.
      Jadi, dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan merupakan selisih antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka te rima. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan membandingkan persepsi layanan yang benar-benar mereka terima dengan pelayanan yang mereka harapkan. Perusahaan harus memperhatikan kualitas pelayanan dimana melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, guna mencapai hasil yang optimal.
      Menurut Lupiyoadi (2001: 194) secara garis besar peranan dari pelayanan terdiri dari beberapa yaitu: 
  1. Menciptakan perhatian calon pembeli.
  2. Menggugah minat calon pembeli.
  3. Menanamkan keyakinan calon pembeli.
  4. Memperlakukan calon pembeli adalah raja yang harus dihormati, dilayani dan dipuaskan.
      Kualitas pelayanan yang baik sering dikatakan sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan suatu bisnis, maka tentu saja kualitas pelayanan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya yaitu menciptakan loyalitas konsumen dan kepuasan konsumen. Standar kualitas pelayanan menurut Lupiyoadi (2001: 196) antara lain adalah:
  1. Tingkat keaktifan penjual atau pedagang dalam melayani calon pembeli.
  2. Tingkat keramahan penjual dalam menghadapi calon pembeli.
  3. Tingkat penjelasan produk yang ditawarkan oleh pedagang kepada calon pembeli.
  4. Tingkat demonstrasi yang diajukan oleh penjual terhadap calon pembeli.
Semoga bermanfaat ya Sobat..
Readmore → Pengertian Kualitas Jasa
logoblog

Jasa dan Produk Pariwisata

       Sobat budiman, Kreasi Kita masih bercerita tentang Pariwisata.. Namun, ada beberapa hal yang lebih dikerucutkan dalam tulisan ini adalah Jasa dan Produk Pariwisata itu sendiri. Beberapa point yang tertuang dalam tulisan ini disadur dari pendapat para ahli sehingga tulisan ini dapat semakin bermanfaat. Nah, selamat membaca ya..
Jasa dan Produk Pariwisata
Jasa dan Produk Pariwisata
  • Jasa Kepariwisataan
      Untuk memberi pelayanan yang baik kepada wisatawan tidak harus mengetahui kebutuhan wisatawan, akan tetapi harus juga memahami segala seluk beluk yang berhubungan dengan jasa itu sendiri, apa unsur-unsurnya dan apa syarat-syaratnya. Keberhasilan jasa dapat diukur dengan kepuasan orang yang menerima jasa. Dalam pemberian jasa itu ada aktivitas, baik dari orang yang memberinya maupun dari orang yang menerimanya. Ketepatan besar kecilnya aktivitas yang diminta dari orang yang menerima jasa menentukan kepuasan dan keberhasilan jasa. Ini berarti bahwa semakin kecil aktivitas orang yang menerima jasa akan semakin besar kepuasannya dan semakin berhasil jasa yang diberikan.
      Ketepatan besarnya aktivitas yang dapat diharapkan dari orang yang menerima jasa itu tergantung dari : 
  1. Jenis jasa yang diberikan.
  2. Orientasi keuangan wisatawan.
  3. Kebiasaan atau kebudayaan orang yang menerima jasa (budaya wisata)
      Jasa, dimana aktivitas orang yang menerimanya menentukan pelaksanannya disebut fasilitas. Objek wisata adalah fasilitas, karena jasa yang hanya dapat diterima oleh orang-orang yang berkunjung dan ingin mendapatkan jasa hiburan. Pengertian fasilitas berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat didalam jasa. Dalam setiap jasa ada unsur materialnya, yaitu instrument yang digunakan dalam pemberian jasa, dan unsur aktor, yaitu manusianya yang memberikan jasa dengan menggunakan instrument itu. Aktivitas aktor merupakan unsur formal jasa. Aktorlah yang menentukan bentuk jasa, bukan instrumennya. Aktor (orang yang melayani) harus memiliki keterampilan untuk menggunakan instrument dan instrument harus dapat digunakan untuk memberi jasa.
      Menurut Soekadijo (2000 : 98), mutu pelayanan dari seorang karyawan (pelayan) ditentukan oleh empat materi, yaitu :
  1. Keterampilan
  2. Sopan santun
  3. Pengetahuan Aktor (Pendidikan)
  4. Penampilan Aktor
      Salah satu jasa yang amat penting untuk wisatawan guna menghilangkan rasa terasing dan terpencil serta memberinya teman bergaul dan penasehat terpercaya ialah jasa pramuwisata (guide). Tugas seorang pramuwisata meliputi semua bidang kepariwisataan. Dalam hubungannya dengan objek wisata kepada wisatawan, pramuwisata bertugas memberi perspektif sejarah dan perspektif sosial budaya kepada objek wisata.
  • Produk Pariwisata
      Produk pariwisata adalah produk yang kompleks, terdiri atas tiga komponen, yaitu : angkutan wisata, akomodasi wisata dan atraksi wisata. Ketiga komponen itu diproduksi oleh produsennya masing-masing, yaitu perusahaan angkutan, perusahaan perhotelan dan produsen atraksi wisata yang bermacam-macam. Adapun beberapa produk-produk yang terdapat di daerah tujuan wisata dan tidak didistribusikan ke pasar secara khusus, akan tetapi secara umum, bahwa di daerah tujuan wisata ada produk dan jasa-jasa misalnya, museum, angkutan lokal, kolam renang, hotel dan sebagainya.
      Atraksi wisata sebagai salah satu komponen dari produk pariwisata yang merupakan modal (asset) atraksi wisata seperti : alam, kebudayaan dan manusia. Atraksi wisata yang bermodalkan kebudayaan dapat berupa benda kebudayaan atau artefak (artifact).
Readmore → Jasa dan Produk Pariwisata
logoblog

Destinasi Wisata (Daerah Tujuan Wisata)

      Yops, Sobat pengunjung.. Lagi-lagi Kreasi Kita mencoba membagikan tulisan kepada kita semua.. Kali ini tentang Wisata. Selamat membaca ya..
Destinasi Wisata (Daerah Tujuan Wisata)
      Menurut Daryanto (1997:167) dalam kamus Bahasa Indonesia lengkap destinasi diartikan “tempat tujuan atau daerah tujuan” dan dengan kata wisata, hal ini berarti tempat tujuan wisata. Menurut Hadinoto (1996:15) “destinasi wisata merupakan suatu kawasan spesifik yang dipilih oleh seseorang pengunjung, ia dapat tinggal selama waktu tertentu.
      Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa agar dapat disebut destinasi wisata, hendaknya kawasan memiliki ciri khas atau keunikan agar dapat memberikan pesona atau daya tarik seorang pengunjung selama kunjungannya dan bahkan dapat memikat lebih lama dengan berkunjung kembali pada destinasi tersebut. Menurut Herber dalam Hadinoto (1996:21), unsur-unsur destinasi yang harus dimiliki pada suatu objek wisata agar memiliki daya tarik yang berhubungan dengan kualitas jasa, antara lain : 
  1. Atraksi
  2. Budaya
  3. Tenaga Kerja
  4. Sarana dan Prasarana
  5. Transportasi
  6. Jasa pendukung
  7. Akomodasi
  8. Pelayanan 
      Menurut Suwantoro (2001:54) umumnya unsur-unsur destinasi yang mesti dipenuhi oleh objek wisata agar memiliki daya tarik yang berhubungan dengan kualitas jasa, antara lain : 
  1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah dan bersih 
  2. Adanya aksebilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya
  3. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka
  4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir
  5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam, pegunungan, sungai, pasir, hutan dan sebagainya.
  6. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi kerena memilki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara adap, nilai luhur, yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia masa lampau
      Nah, Sobat semua.. Demikian saja tulisan tentang destinasi  wisata.. Semoga bermanfaat ya..
Readmore → Destinasi Wisata (Daerah Tujuan Wisata)
logoblog

2/27/2013

Tujuan dan Kegiatan Pemeliharaan Peralatan Proyek

         Sobat pembaca, kayaknya masih ada nih ilham untuk membagikan tulisan tentang proyek.. Hehehe.. Kreasi Kita sangat meyakini bahwa masih banyak yang harus dibenahi dalam beberapa artikel yang telah tersaji. So, masukannya ditunggu ea.. Selamat membaca..
Tujuan dan Kegiatan Pemeliharaan Peralatan Proyek
      Pemeliharaan peralatan proyek bertujuan untuk menjaga agar sistem yang ada berjalan sebagaimana mestinya dan juga untuk dapat mengendalikan biaya baik untuk pencegahan maupun perbaikan jika terjadi kerusakan. Tujuan pemeliharaan tersebut adalah:
  1. Mempertahankan kemampuan alat atau fasilitas produksi guna memenuhi kebutuhan sesuai dengan target atau rencana produksi. 
  2. Menjaga agar kualitas produk berada pada tingkat yang diharapkan guna memenuhi apa yang dibutuhkan produk itu sendiri dan menjaga agar kegiatan produksi tidak mengalami gangguan.
  3. Untuk mengurangi pemakaian dan penyimpangan diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama jangka waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
  4. Untuk mencapai tingkat biaya serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efesien secara keseluruhan. 
  5. Memperhatikan dan menghindari kegiatan- kegiatan operasi mesin serta peralatan yang dapat membahayakan keselamatan kerja. 
  6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi- fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dari total biaya yang rendah. 
      Kegiatan pemeliharaan peralatan khususnya alat- alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan proyek meliputi: 
  1. Pemeriksaan, yaitu pengecekan apakah peralatan proyek yang akan digunakan memiliki value persyaratan yang dibutuhkan. 
  2. Service, yaitu tindakan untuk menjaga keberadaan suatu sistem yang biasanya telah diatur dalam buku petunjuk pemakaian sistem. 
  3. Penggantian komponen, yaitu melakukan penggantian komponen yang tidak berfungsi lagi. Penggantian ini dilakukan secara mendadak atau perencanaan terlebih dahulu. 
  4. Repair and overhaul, yaitu melakukan pemeriksaan secara cermat serta melakukan set up fasilitas peralatan.
Readmore → Tujuan dan Kegiatan Pemeliharaan Peralatan Proyek
logoblog

2/24/2013

Pengertian dan Perencanaan Pemeliharaan Peralatan Proyek

  • Pengertian Pemeliharaan Peralatan Proyek
      Beralur dari beberapa tulisan yang telah Kreasi Kita bagikan tentang Proyek, maka kali ini Kreasi Kita mencoba membagikan tentang Pemeliharaan Peralatan Proyek. Selamat membaca ya.. 
Peralatan Proyek
      Pemeliharan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan yang sama pentingnya dengan fungsi- fungsi lain seperti produksi. Handoko (2000: 157) menyatakan bahwa “pemeliharaan merupakan salah satu fungsi pelayanan penting dalam kegiatan – kegiatan produksi dalam mengantisipasi daya pakai mesin- mesin atau peralatan dan perbaikan kerusakan”. Selanjutnya Defenisi pemeliharaan menurut Corder (1996:3) adalah “suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu peralatan atau memperbaiki suatu kondisi yang dapat diterima ”.
      Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan peralatan proyek merupakan tindakan perbaikan apabila terjadi suatu kerusakan pada mesin-mesin atau peralatan serta mencegah kerusakan dan menurunnya value (nilai) suatu mesin atau peralatan tersebut.

  • Perencanaan Pemeliharaan Peralatan Proyek
      Suatu sistem pemeliharaan terencana mengelola kebijakan pemeliharaan perusahaan dengan menyediakan alat- alat yang secara tekniks dan finansial mengarahkan dan mengendalikan operasi pemeliharaan peralatan proyek dengan tujuan untuk meningkatkan standar pemeliharaan peralatan proyek dan mempertinggi keefektifan biaya. Corder (1996:25) mengemukakan bahwa hal- hal yang dapat menjelaskan betapa pentingnya perencanaan pemeliharaan fasilitas peralatan, adalah:
  • Suatu perencanaan pemeliharaan meliputi usaha untuk menetapkan tujuan yang dipilih agar tercapai dengan baik sehingga perencanaan pemeliharaan dapat menunjang perencanaan produksi secara keseluruhan. Perencanaan pemeliharaan akan mengurangi atau menghilangkan sama sekali gangguan produksi , waktu produksi sesuai jadwal, mengurangi biaya produksi secara keseluruhan.
  • Memudahkan pelaksanaan kegiatan untuk mengidentifikasikan hambatan-hambatan yang timbul, yaitu berupa kerusakan-kerusakan yang mungkin timbul secara mendadak selama proses produksi atau pelaksanaan kerja konstruksi berjalan.
Readmore → Pengertian dan Perencanaan Pemeliharaan Peralatan Proyek
logoblog

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kedisiplinan

Tingkat Kedisiplinan
      Kedisiplinan kerja yang baik mencerminkan rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Kedisiplinan kerja mendorong gairah atau semangat kerja karyawan, sehingga perlu ditingkatkan dalam setiap organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta, karena tanpa dukungan kedisiplinan karyawan yang baik maka organisasi akan mengalami kesulitan dalam mewujudkan tujuannya. Tingkat kedisiplinan kerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu seperti yang dikemukakan oleh Fathoni (2006:127), 
  1. Tujuan dan Kemampuan. Tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Akan tetapi, jika tujuan itu di luar kemampuannya ata jauh di bawah kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinannya akan rendah. 
  2. Keteladanan. Pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Jika teladan pimpinan kurang baik atau pimpinan tidak berdisiplin maka para bawahannya akan kurang disiplin juga. Oleh karena itu, pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh atau diteladani oleh bawahannya.
  3. Balas Jasa. Pada dasarnya balas jasa (gaji dan kesejahteraan) dapat mempengaruhi kedisplinan karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap instansi atau organisasi. Balas jasa berperan penting untuk kedisiplinan karyawan artinya semakin besar balas jasa semakin baik kedisplinan karyawan.
  4. Keadilan. Keadilan yang dijadikan dasar kebijakan dalam pemberian balas jasa, pengakuan maupun hukuman akan merangsang terciptanya kedesiplinan karyawan yang baik. Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan ingin diperlakukan sama dengan manusia lainnya.
  5. Pengawasan Melekat (Waskat). Pengawasan melekat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan pengawasan dari atasaannya. Jadi, pengawasan melekat menuntut adanya kebersamaan aktif antara atasan dengan bawahan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
  6. Sanksi (Hukuman). Sanksi atau hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan, karena dengan sanksi atau hukuman yang semakin berat maka karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan dan sikap atau perilaku ketidak disiplinan akan berkurang. Sanksi atau hukuman hendaknya bersifat mendidik dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam organisasi. 
  7. Ketegasan. Seorang pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang tidak disiplin sesuai dengan sanksi atau hukuman yang telah ditetapkan. Sebaliknya, apabila seorang pimpinan kurang tegas dan tidak menghukum karyawan yang tidak disiplin, maka sulit baginya untuk memelihara kedisiplinan bawahannya bahkan sikap kurang disiplin karyawan semakin banyak, karena mereka beranggapan bahwa peraturan dan sanksi atau hukuman tidak berlaku lagi. 
  8. Hubungan Kemanusiaan. Pimpinan harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal diantara semua bawahannya. Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut memotivasi dan menciptakan kedisiplinan yang baik bagi organisasi.
      Demikianlah yang bisa Kreasi Kita bagikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan, semoga dapat bermanfaat buat kita semua. Hm,.. Akhirnya Kreasi Kita sangat mengharapkan masukan dari Sobat semua demi melengkapi tulisan ini dimasa yang akan datang dan sebelumnya terimakasih banyak. Kita tunggu ya kunjungannya..
Readmore → Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kedisiplinan
logoblog

Bentuk-Bentuk Disiplin

Bentuk Disiplin
      Membahas disiplin kerja karyawan dalam manajemen sumber daya manusia berangkat dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, yang tidak lepas dari kekhilafan dan kesalahan. Nah Sobat semua, setiap organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya dengan tujuan untuk mengarahkan perilaku kerja karyawan pada pencapaian tujuan organisasi. Menurut Siagian (1990:214), “Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk peraturan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut dapat meningkatkan prestasi kerja”.
      Selain itu, organisasi juga perlu memiliki standar kedisiplinan kerja yang positif, mendidik serta mampu dilaksanakan secara baik oleh karyawan. Menurut Siagian(2008:305), terdapat dua jenis disiplin dalam organisasi yaitu: 
  1. Pendisiplinan Preventif. Pendisiplinan yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para karyawan untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan, sehingga penyelewengan- penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokok disiplin preventif adalah mendorong disiplin diri di antara para karyawan supaya karyawan menjaga disiplin bukan semata-mata karena dipaksa oleh pimpinan. 
  2. Pendisiplinan korektif. Pendisiplinan yang bersifat korektif adalah tindakan yang diambil untuk menangani pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Tindakan disiplin korektif sering berupa hukuman dan sering disebut tindakan pendisiplinan , seperti pemberian peringatan atau skorsing.
      Sasaran pendisiplinan hendaknya positif dan mengoreksi bukan tindakan negatif yang menjatuhkan karyawan yang berbuat salah. Pendisiplinan dimaksudkan untuk memperbaiki perbuatan di masa yang akan datang dan mencegah karyawan lain untuk melakukan tindakan yang sama, bukan untuk menghukum perbuatan di masa lalu. Bila pendisiplinan menggunakan pendekatan negatif, maka akan menimbulkan pengaruh yang merugikan, seperti : hubungan emosional terganggu, absensi meningkat dan ketakutan bagian personalia.
      Menurut Sastrohadiwiryo (2002:292), tujuan pembinaan disiplin adalah : 
  1. Agar karyawan atau pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan baik secara tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajer. 
  2. Mampu melaksanakan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan maksimum kepada masyarakat atau pihak tertentu sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
  3. Mampu menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa dengan sebaik-baiknya. 
  4. Mampu bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku. Karyawan atau pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Readmore → Bentuk-Bentuk Disiplin
logoblog

Pengertian Kedisiplinan Kerja

Kedisiplinan Kerja
      Sobat semua, kali ini Kreasi Kita akan mencoba membagikan kepada kita tentang kedisiplinan dalam bekerja. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan maka semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya.
      Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2005:84), disiplin mempunyai dua pengertian yaitu: 
  1. Latihan batin dan watak supaya menaati tata tertib. 
  2. Kepatuhan pada aturan.
      Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo (2002:291), Disiplin dapat diartikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh terhadap peraturan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Dengan demikian, disiplin organisasi dapat diartikan sebagai tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi mengikuti peraturan sekaligus sebagai latihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerja.
      Lebih lanjut, Fathoni (2006:126) mengatakan bahwa: “Kedisiplinan Kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”. Dari defenisi di atas, dapat dikatakan bahwa kedisiplinan mengandung dua makna yaitu kesadaran dan kesediaan. Kesadaran merupakan sikap seseorang yang sadar akan pentingnya aturan-aturan, sedangkan kesediaan merupakan sikap seseorang yang mau melakukan atau patuh pada aturan dengan suka rela tanpa paksaan atau tekanan dari orang lain. Setiap karyawan mempunyai motif tersendiri dalam bekerja dan hampir tidak ada karyawan yang memiliki motif yang sama.
      Beberapa karyawan bekerja hanya untuk mendapatkan uang, ada yang bekerja karena tertarik terhadap pekerjaannya, bahkan mungkin ada beberapa karyawan yang tidak tahu apa yang menjadi motif untuk bekerja. Hal ini menimbulkan perbedaan reaksi terhadap sejumlah beban kerja bagi setiap karyawan. Untuk itu, setiap organisasi perlu memiliki aturan-aturan berupa disiplin kerja yang mengatur perilaku kerja sekaligus memotivasi karyawan dalam bekerja.
Readmore → Pengertian Kedisiplinan Kerja
logoblog

2/20/2013

Tipe-tipe Perencanaan dan Rencana

      Perencanaan dan rencana dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa cara yang berbeda. Cara pengklasifikasian perencanaan akan menentukan isi rencana dan bagaimana perencanaan itu dilakukan. Meskipun proses dasar perencanaan adalah sama bagi setiap manajer, dalam praktek perencanaan dapat mengambil berbagai bentuk. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, yakni:
  1. Perbedaan tipe organisasi mempunyai perbedaan misi (maksud), dimana pendekatan perencanaan yang digunakan berbeda pula.
  2. Dalam suatu organisasi yang sama dibutuhkan tipe-tipe perencanaan yang berbeda untuk waktu-waktu yang berbeda pula.
  3. Manager-manager yang berlainan akan mempunyai gaya perencanaan yang berbeda. 
      Menurut T. Hani Handoko (2003: 84), ada paling sedikit lima dasar pengklasifikasian rencana-rencana, sebagai berikut: 
  1. Bidang fungsional 
  2. Tingkatan organisasional
  3. Karakteristik-karakteristi (sifat) rencana 
  4. Waktu 
  5. Unsur-unsur rencana 
Tipe Perencanaan dan Rencana
      Bidang fungsional mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan dan personalia. Setiap faktor memerlukan tipe perencanaan yang berbeda. Misalnya rencana produksi meliputi perencanaan kebutuhan bahan, scheduling produksi, jadwal pemeliharaan mesin, dan sebagainya. Sedangkan rencana pemasaran berisi target penjualan, program promosi, dan sebagainya. Kemudian tingkatan organisasi mencakup keseluruhan organisasi atau satuan-satuan kerja organisasi. Teknik-teknik dan isi perencanaan berbeda untuk tingkatan yang berbeda pula.
      Perencanaan organisasi keseluruhan akan lebih kompleks dari pada perencanaan suatu satuan kerja organisasi. Kemudian karakteristik (sifat) rencana, meliputi faktor-faktor kompleksitas, fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif. Misalnya rencana pengembangan produk biasanya bersifat rahasia; rencana produksi lebih bersifat kuantitatif dibanding rencana personalia.
      Ketika berbicara persoalan waktu, maka akan berkaitan dengan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Semakin lama rentangan waktu antara prediksi dan kejadian nyata, kemungkinan terjadinya kesalahan semakin besar. Berikutnya adalah unsur-unsur rencana, dalam wujud anggaran, program, prosedur, kebijaksanaan, dan sebagainya. Perencanaan meliputi berbagai tingkatan dan setiap tingkatan merupakan merupakan bagian dari tingkatan yang lebih tinggi. Perencana ini berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, seperti program pengiklanan, prosedur seleksi personalia, anggaran penelitian dan pengembangan, dan seterusnya.
      Sobat semua, demikianlah yang bisa Kreasi Kita sajikan untuk kesempatan ini.. Semoga dapat bermanfaat dan sebelumnya Kreasi Kita ucapkan terimakasih.. 
Readmore → Tipe-tipe Perencanaan dan Rencana
logoblog

Empat Tahap Dasar Perencanaan

      Wow, masih mengalir terus nih inspirasi untuk menulis,.. Hehehe...... Sobat pembaca, sebagai lanjutan dari pengertian perencanaan yang telah Kreasi Kita bagikan kepada kita semua, maka selanjutnya adalah tahap dasar perencanaan.. Selamat membaca ya..
      Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap, sebagai berikut:
  1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya-sumber dayanya secara tidak efektif. 
  2. Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi, terutama keuangan dan data statistik yang didapatkan melalui komunikasi dalam organisasi. 
  3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu di identifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi diwaktu mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan. 
  4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
Sobat semua, demikianlah yang menyangkut tentang Tahap dasar perencanaan.. Smga bermanfaat ya,..
Readmore → Empat Tahap Dasar Perencanaan
logoblog

Pengertian Perencanaan

      Sobat pembaca, sebelumnya Kreasi Kita memang sudah membagikan beberapa hal tentang perencanaan. Misalnya saja Perencanaan Pemeliharaan dan juga Perencanaan SDM. Namun, Kreasi Kita melihat bahwa pengertian perencanaan belum tersentuh secara mendetail. Dengan segala keterbatasan, kali ini Kreasi Kita akan membagikan kepada kita semua tentang Pengertian Perencanaan dengan harapan bahwa semoga ini bisa bermanfaat buat kita semua..
Perencanaan
      Secara umum perencanaan merupakan pembuatan kerangka-kerangka, atau penetapan tahapan-tahapan yang akan dikerjakan. Agar proses produksi dalam sebuah perusahaan berjalan sesuai yang diharapkan, maka manajer haruslah membuat perencanaan. Perencanaan tersebut disusun sebagai pedoman dalam mengukur sejauh mana penggunaan bahan baku sehingga dapat menekan biaya-biaya yang dikeluarkan dan penumpukan bahan baku. Robbins dan Coulter di dalam Ernie dan Kurniawan (2005: 96) mengemukakan bahwa: Perencanaan adalah sebagai sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan hingga tercapainya tujuan organisasi.
      Menurut Ernie dan Kurniawan (2005: 96), bahwa perencanaan dilihat dari tiga sisi, yakni:
  1. Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai, 
  2. Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan menggunakan pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau mengubah tujuan dan kegiatan organisasi,
  3. Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya, di mana keputusan yang diambil belum tentu sesuai, hingga implementasi perencanaan tersebut dibuktikan di kemudian hari. 
      Menurut T. Hani Handoko (1994: 78), mengatakan bahwa: “Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan; rencanan harus diimplementasikan”. Dari defenisi diatas memberikan gambaran yakni setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Agus Ahyari (1994: 38), mengatakan bahwa: “Perencanaan merupakan suatu spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai serta cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut”.
      Dari defenisi yang telah dikemukakan diatas mengandung beberapa hal sebagai berikut : 
  1. Perencanaan melibatkan proses penetapan dari suatu keadaan pada masa-masa yang akan datang. 
  2. Perlu untuk diadakannya identifikasi dari keadaan masa sekarang, serta keadaan pada masa yang akan datang yang diinginkan oleh perusahaan tersebut. 
  3. Semua perbedaan atau kesenjangan dari keadaan masa sekarang dengan keadaan pada masa yang akan datang tersebut perlu diadakan identifikasi serta perlu diketahui spesifikasi yang ada.
  4. Setelah perbedaan-perbedaan antara keadaan masa sekarang dengan keadaan masa yang akan datang tersebut diketahui, maka akan dapat dilakukan beberapa usaha yang diperlukan untuk menjembataninya.
  5. Usaha yang akan dan dapat dilaksanakan untuk menjembatani kesenjangan masa sekarang dengan masa yang akan datang tersebut dapat terdiri dari kegiatan yang beraneka ragam, yang kesemuanya itu akan merupakan alternatif yang dapat ditempuh oleh perusahaan tersebut. 
  6. Dengan adanya beberapa alternatif untuk melakukan usaha menjembatani kesenjangan tersebut, perlu diadakan analisis untuk memilih alternatif yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari perusahaan yang bersangkutan. 
  7. Alternatif yang dipilih tersebut diperinci lagi menjadi lebih jauh sehingga akan dapat dijadikan pedoman untuk melaksanakan kerja, sebagai pedoman pelaksanaan untuk pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan tersebut.
      Perencanaan ini akan mempunyai arti yang sangat penting bagi seluruh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Terdapat beberapa defenisi yang berbeda tentang perencanaan ini, namun pada prinsipnya mempunyai pengertian yang sama. Perencanaan ini akan merupakan sesuatu spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai serta cara-cara yang ingin ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu aspek penting dalam perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan-keputusan harus dapat dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan. Dalam perencanaan tersebut manajer harus memutuskan “apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya”. Dengan pentingnya perencanaan dalam kegiatan /aktivitas dalam pencapaian tujuan yang ingin diharapkan manfaat perencanaan yang ditimbulkan akan sangat berpengaruh dalam organisasi yang akan dikembangkan.
      Dari beberapa hal tersebut diatas, kiranya dapatlah disebutkan pengertian dari perencanaan ini secara singkat sebagai serangkaian keputusan yang diambil sekarang, untuk dikerjakan pada waktu yang akan datang. Titik berat pada penyusunan perencanaan ini adalah pada pembuatan keputusan, dimana keputusan-keputusa tersebut akan dilaksanakan oleh perusahaan pada waktu yang akan datang, yaitu pada periode pelaksanaan dari perencanaan tersebut. Jenis dari perencanaan ini ada beberapa macam. Oleh karena perencanaan ini dapat dilihat dari beberapa segi, maka jenis dari perencanaan ini pun dapat dilihat dari beberapa macam segi tersebut. Pemisahan jenis perencanaan yang dilihat dari segi waktu perencanaan, akan menghasilkan jenis perencanaan yang berbeda apabila dibandingkan dengan pemisahan jenis perencanaan dari segi besarannya.
      Dengan demikian apabila kita hendak melihat jenis dari perencanaan ini, maka tidak dapat kita harus menentukan terlebih dahulu dari sudut apa kita memisahkan jenis perencanaan tersebut. Dari segi jangka waktunya, pada umumnya perencanaan akan dibagi menjadi perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah dan perencanaan jangka pendek.Perencanaan jangka panjang ini pada umumnya diasosiasikan sebagai perencanaan strategikal, yaitu merupakan perencanaan yang mempunyai jangka waktu yang panjang, yang hanya terdiri dari garis-garis besar daripencapaian tujuan perusahaan. Perencanaan jangka menengah pada umumnya merupakan menjabaran dari perencanaan jangka panjang, yang akan menjembatani perencanaan jangka panjang dalam perusahaan yang bersangkutan dengan perencanaan jangka pendek di dalam perusahaan yang sama. Perencanaan jangka pendek atau sering disebut perenncanaan taktikal akan merupakan perencanaan yang cukup terperinci, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman untuk pelaksanaan kerja dalam perusahaan yang bersangkutan. Perencanaan jangka pendek dalam perusahaan ini dapat dibeda-bedakan antara perencanaan periodikal dan perencanaan kontinyual. Dari segi besarya, perencanaan dapat dibagi menjadi perencanaan makro, perencanaan meso, dan perencanaan mikro. Perencanaan makro ini merupakan suatu perencanaan yang mempunyai lingkup penggunaan secara nasional, sedangkan perencanaa meso merupakan perencanaan yang mempunyai lingkup yang lebih kecil bila dibandingkan dengan perencanaan makro. Perencanaan mikro merupakan perencanaan yang mempunyai lingkup institusional, yang merupakan perencanaan dari institusi atau lembaga tersebut. Perencanaan-perencanaan yang disusun dan dipergunakan oleh masing-masing perusahaan ini merupakan contoh dari perencanaan mikro tersebut.
      Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan yaitu perencanaan dilakukan untuk mencapai 1) “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan, dan 2) “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
      T. Hani H. (2002: 80) mengemukakan bahwa, manfaat dari perencanaan tersebut antara lain : 
  • Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
  • Membantu dalam kristalisasi penyesuaian pada masalah-masalah utama.
  • Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas. 
  • Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat 
  • Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi 
  • Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian organisasi. 
  • Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan kebih mudah dipahami.
  • Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
  • Menghemat waktu, usaha dan dana.
      Nah, Sobat semua.. Dengan perencanaan yang matang memberikan gambaran keputusan-keputusan yang perlu dilakukan oleh manager sehingga penggunaan bahan baku lebih optimal dalam pencapaian laba.
Readmore → Pengertian Perencanaan
logoblog

2/18/2013

Makna Logo Koperasi

      Seperti yang telah Kreasi Kita janjikan pada tulisan sebelumnya yang membahas tentang Logo Lama vs Logo Baru Koperasi Indonesia, maka berikut ini Kreasi Kita akan menguraikan tentang makna Logo lama maupun makna logo baru Koperasi. Semua isi tulisan ini bukan dari ilham sendiri loh, tetapi diperoleh dari beberapa sumber yang dapat dipercaya.. Satu persatu ya, ntar klo sekaligus bisa rumit.. Jangankan Sobat pembaca, penulis pun akan kewalahan jadinya.. Hehehehe....... Yops, langsung saja ke TKP..
  • Logo Lama Koperasi
Logo Lama Koperasi
  1. Gerigi roda/ gigi roda, menunjukkan Upaya keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya orang yang pekerja keras yang bisa menjadi calon Anggota dengan memenuhi beberapa persyaratannya.
  2. Rantai (di sebelah kiri), berarti Ikatan kekeluargaan, persatuan dan persahabatan yang kokoh. Bahwa anggota sebuah Koperasi adalah Pemilik Koperasi tersebut, maka semua Anggota menjadi bersahabat, bersatu dalam kekeluargaan, dan yang mengikat sesama anggota adalah hukum yang dirancang sebagai Anggaran Dasar (AD)/ Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi. Dengan bersama-sama bersepakat mentaati AD/ART, maka Padi dan Kapas akan mudah diperoleh.
  3. Kapas dan Padi (di sebelah kanan), menggambarkan kemakmuran anggota koperasi secara khusus dan rakyat secara umum yang diusahakan oleh koperasi. Kapas sebagai bahan dasar sandang (pakaian), dan Padi sebagai bahan dasar pangan (makanan). Mayoritas sudah disebut makmur-sejahtera jika cukup sandang dan pangan. 
  4. Timbangan Keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi. Biasanya menjadi simbol hukum. Semua Anggota koperasi harus adil dan seimbang antara “Rantai” dan “Padi-Kapas”, antara “Kewajiban” dan “Hak”. Dan yang menyeimbangkan itu adalah Bintang dalam Perisai.
  5. Bintang dalam perisai Dalam perisai yang dimaksud adalah Pancasila, merupakan landasan idiil koperasi. Bahwa Anggota Koperasi yang baik adalah yang mengindahkan nilai-nilai keyakinan dan kepercayaan, yang mendengarkan suara hatinya. Perisai bisa berarti “tubuh”, dan Bintang bisa diartikan “Hati”.
  6. Pohon Beringin Simbol kehidupan, sebagaimana pohon dalam Gunungan wayang yang dirancang oleh Sunan Kalijaga. Dahan pohon disebut kayu (dari bahasa Arab “Hayyu”/kehidupan). Timbangan dan Bintang dalam Perisai menjadi nilai hidup yang harus dijunjung tinggi.
  7. Koperasi Indonesia Koperasi yang dimaksud adalah koperasi rakyat Indonesia, bukan Koperasi negara lain. Tata-kelola dan tata-kuasa perkoperasian di luar negeri juga baik, namun sebagai Bangsa Indonesia harus punya tata-nilai sendiri.
  8. Warna Merah Putih Warna merah dan putih yang menjadi background logo menggambarkan sifat nasional Indonesia.
  •  Logo Baru Koperasi
    Logo Baru Koperasi
  1. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan akanperkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi. 
  2. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang, yakni (a) Melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia; (b) Sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi; (c) Sebagai dasar perekonomian masional yang bersifat kerakyatan; (d) Sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian, keadilan dan demokrasi; dan (e) Selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global.
  3. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia memberi kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta mengikuti kemajuan jaman yang bercermin pada perekonomian yang bersemangat tinggi, teks Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik didalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
  4. Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya;
  5. Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, pataka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi di Seluruh Indonesia;
  6. Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang memuat: (a) Tulisan: Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang; (b) Gambar: 4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia; (c) Tata Warna: 1).    Warna hijau muda dengan kode warna C:10,M:3,Y:22,K:9; 2).    Warna hijau tua dengan kode warna C:20,M:0,Y:30,K:25; 3).    Warna merah tua dengan kode warna C:5,M:56,Y:76,K:21; 4).    Perbandingan skala 1 : 20.
      Sobat pembaca, demikian yang dapat Kreasi Kita bagikan menyangkut Koperasi Indonesia. Dengan penuh kesadaran, tulisan di atas masih banyak kekurangannya.. Untuk itu, Kreasi Kita mengharap kritik dan saran dari Sobat semua demi penyempurnaan tulisan ini dimasa yang akan datang.. Sebelumnya terimakasih banyak ya atas kunjungannya..
Readmore → Makna Logo Koperasi
logoblog
loading...