Beranda

Web Tools

3/19/2013

Perencanaan Pemeriksaan Operasional

      Sobat pembaca, penaksiran resiko merupakan bagian utama dari proses perencanaan. Penaksiran resiko adalah untuk menetapkan bidang-bidang untuk ditekankan dalam pemeriksaan operasional, sebagai kebalikan dari penaksiran resiko dalam pemeriksaan keuangan eksternal yang tujuannya untuk menentukan sifat, waktu dan luasnya prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan. Bidang-bidang yang mempunyai resiko tinggi harus di identifikasi untuk penekanan pemeriksaan. Bidang-bidang dimana terdapat resiko yang paling besar yang harus dipilih untuk diperiksa.
Perencanaan Pemeriksaan Operasional
Perencanaan Pemeriksaan Operasional
       Setelah melakukan pemeriksaan pendahuluan yang merupakan prosedur umum yang digunakan pemeriksa operasional untuk mengenal sejarah, tujuan organisasi, gaya manajemen dan produk dari operasi yang diperiksa. Pemeriksa mungkin menggunakan kuisioner, bagan arus, tanya jawab, laporan manajemen, manual kebijakan dan observasi.
       Untuk membantu dalam memahami arus barang, jasa dan transaksi dalam operasi pemeriksa dapat menelaah bagan arus. Ketika mempelajari suatu bagan arus, pemeriksa akan mencari ketidakefisienan dan kelemahan pengendalian seperti operasi yang duplikasi, formulir dan operasi yang tidak perlu dan kelemahan system persetujuan.
      Pada saat pemeriksa melakukan tanya jawab selama pemeriksaan, banyak tanya jawab akan dilakukan pada pertemuan pendahuluan dengan penyelia operasi yang diperiksa. Pada pertemuan tersebut, pemeriksa harus berusaha untuk menjalin hubungan dan meningkatkan setiap kerja sama dengan personil operasi yang di periksa. Kerjasama tersebut penting untuk penyelesaian yang efesien dari pemeriksaan operasional. Perhatian khusus bagi pemeriksa adalah hal-hal seperti varian anggaran, kenaikan biaya, kekurangan persediaan dan kerusakan produksi. Semuanya itu mungkin menunjukkan kekurangan efesiensi. 
  • Kriteria perencanaan operasional
      Menurut Arens dan Loebbecke (2000), dalam menetapkan kriteria terdapat empat sumber yang dapat digunakan yaitu :
  1. Historical performance (kinerja historis) merupakan kriteria yang didasarkan pada hasil aktual dari periode yang lalu. Kriteria ini digunakan untuk menentukan apakah kegiatan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Keuntungan dari Kriteria ini adalah suatu kemudahan dalam menentukan suatu kriteria, sedangkan kelemahannya ialah hanya memberikan masukan bagaimana kebaikan atau keburukan dari kegiatan-kegiatan yang benar-benar telah dilaksanakan.
  2. Bencmarking (prestasi yang dapat diperbandingkan) merupakan suatu kriteria yang ditetapkan berdasarkan perbandingan antara perusahaan kita dengan perusahaan sejenis. Hal ini membutuhkan adanya data standar yang dibuat oleh pihak yang independen
  3. Engineered standards (standar rekayasa) merupakan suatu kriteria yang ditetapkan berdasarkan standar rekayasa, seperti penggunaan time and motion study untuk menentukan banyaknya output yang harus diproduksi. Penggunaan kriteria ini efektif untuk menyelesaikan berbagai masalah operational yang penting, akan tetapi pemakaian kriteria ini memakan waktu dan biaya yang cukup tinggi, karena memerlukan suatu keahlian khusus.
  4. Discussion and agreement (diskusi dan kesepakatan) merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan persetujuan bersama antara manajemen dan pihak yang terlibat dalam pemeriksaan operasional. Kriteria umum ini digunakan karena pembuatan kriteria yang lain seringkali sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi.
  • Ruang Lingkup Pemeriksaan Operasional
      Ruang lingkup penguasaan pemeriksaan operasional lebih luas dari pada pemeriksaan keuangan, karena penekanan pemeriksaan operasional berkisar pada masalah kinerja perusahaan. Pemeriksaan operasional mencakup tinjauan atas tujuan perusahaan itu beroperasi, kebijakan operasinya, personalia dan juga mancakup fasilitas fisik. Menurut the statement of responsibility of intern auditing yang di kutip oleh Richard L, James K, Wanda A, Wallence (2001:121),  ruang lingkup pemerikaan operasional: 
  1. Penelaahan keandalan dan integritas informasi keuangan juga sarana-sarana yang digunakan untuk mengindentifikasi, mengukur, mengklasifikasi dan melaporkan informasi.
  2. Penelaahan struktur pengendalian intern perusahaan yang di tetapkan untuk meyakinkan ketaatan terhadap kebijakan, rencana , prosedur, undang-undang yang memiliki dampak signifikan pada operasional dan laporan 
  3. Penelaahan pengamanan aktiva serta harus melakukan verifikasi keberadaan aktiva tersebut 
  4. Mempertimbangkan nilai ekonomis dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya 
  5. Penelaahan program yang ditetapkan untuk pencapaian tujuan operasi.
      Dari uraian diatas, pemeriksa baru memberikan pandangan-pandangan dengan dasar pihak manajerial sehingga konsekuensinya ia harus mampu menyerap informasi dari objek yang diperiksanya dengan teknik yang lebih luwes dan luas dibandingkan teknik yang digunakan dalam pemeriksaan keuangan dan mencoba untuk menganalisa, mengulas dan menyimpulkan hasil penyelidikannya dan metode-metode manajerial yang cukup mapan.

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah yang ramah dan sopan serta tidak mengandung ujaran kebencian dan unsur sara. Blog Kreasi Kita akan menghapus secara otomatis komentar yang tidak membangun atau spam.