Self Image Konsumen

      Sobat pembaca, Kreasi Kita masih berbicara seputar konsumen. Hal yang dituangkan di dalam tulisan berikut juga mempunyai rujukan dari beberapa ahli, seperti halnya tulisan-tulisan sebelumnya. Hal itu saya lakukan agar tulisan ini lebih ilmiah. Yops, selamat membaca.. hehehe..

Self Image Konsumen

      Menurut Philip Kotler (2002) kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Masing-masing orang memiliki kepribadian yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi. Konsep diri atau citra diri merupakan salah satu bagian dari faktor psikologis yang terkait dengan persepsi konsumen yang menyebabkan suatu pola perilaku tertentu dari seorang konsumen.

      Definisi citra diri menurut Schiffman, Leon.G, dan Leslie Lazar Kanuk adalah sebagai berikut : These self images, or "perceptions of self," are very closely associated with personality in that individuals tend to buy products and services and patronize retailers whose images or "personalities" closely correspond to their own self images. (Schiffman dkk, 2000: 111) Konsep diri atau self-image adalah bagaimana seseorang menilai dirinya sendiri (citra diri) terhadap proses pemilihan, pembelian, dan penggunaan produk yang memiliki atribut-atribut yang sesuai dengan image pembeli atau penggunanya. Kepribadian berkaitan dengan konsep diri, dimana dalam hal ini pemasar berusaha mengembangkan citra merek yang sesuai dengan citra pribadi pasar sasaran. Mungkin saja konsep-diri aktual (bagaimana ia memandang dirinya) berbeda dengan konsep-diri ideal-nya seseorang (ingin memandang dirinya seperti apa) dan dengan konsep-diri-orang-lain-nya (bagaimana ia menganggap orang lain memandang dirinya), konsep-diri mana yang mau dipuaskannya dalam melakukan suatu pembelian?. Walaupun konsep diri sangat kompleks, namun konsep diri diatur sangat baik dan bekerja dengan cara yang konsisten dalam diri seorang konsumen.

     Jika kita mengamati perilaku seseorang tanpa mengetahui alasan dan tujuannya atau sebagai pengamat, mungkin akan terlihat irasional dan tidak konsisten, tetapi orang tersebut bertindak sesuai dengan cara yang ia ketahui dan menjadikannya sebuah kerangka referensi bagi dirinya. Jika tujuan dan alasan seseorang melakukan sesuatu telah diketahui maka biasanya akan menjadi jelas bahwa orang tersebut bertindak konsisten.

      Ada beberapa pandangan mengenai self-image. Pandangan yang terjadi dilandasi pada sumber sudut pandang yang secara umum dapat dibagi menjadi dua sumber: single dan multiple-component-theories. Single-component-perspective difokuskan pada actual-self, yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri sebagaimana adanya. Sedangkan multiple-component-perspective berarti self-image seseorang yang dipandang dari sisi pihak atau dimensi lain. Bentuk sederhana dari multiple-component-perspective adalah 2 dimensi, yaitu memiliki actual dan ideal-self. Ideal-self adalah pandangan bagaimana seseorang ingin menjadi sosok yang ideal menurut dirinya. Kemudian bentuk lain dari multiple-component-perspective adalah:

1. Social-Self yakni bagaimana seseorang merasa orang lain memandang dirinya. 
2. Social-Ideal-Self yakni bagaimana seseorang mempunyai anggapan bagaimana seharusnya orang lain memandang dirinya.
3. Expressive-Self. Ideal-self atau social-self tergantung pada situasi dan faktor sosial. Karena konsep ini tidaklah sederhana, maka dapat dimaklumi jika teori ini telah memiliki catatan keberhasilan yang rendah dalam memprediksi tanggapan konsumen terhadap suatu produk. 

      Demikianlah tulisan ini, semoga dapat bermanfaat bagi Sobat pembaca dan comentnya jangan lupa ya.. Sebelumnya terimakasih banyak..