Beranda

Web Tools

3/25/2013

Hakikat Budaya Organisasi

Hakikat Budaya Organisasi
Hakikat Budaya Organisasi
      Budaya organisasi (Organizational Culture) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan internal organisasi, karena keragaman budaya yang ada dalam organisasi sama banyaknya dengan jumlah individu yang ada dalam organisasi. Secara garis besar, salah satu aspek kepuasan kerja diperlihatkan dari ukuran responden sikap terhadap lingkungan kerja, karena lingkungan kerja merupakan unsur lingkungan kerja yang telah disepakati bersama menjadi suatu ciri budaya diantara sesama karyawan, yang disebut sebagai budaya organisasi.
      Suatu organisasi memerlukan suatu budaya yang merupakan kumpulan persepsi secara umum dari seluruh karyawan sebagai anggota organisasi, yang dijadikan sebagai suatu sistem yang menggabungkan beberapa pengertian yang secara eksplisit dianggap sebagai defenisi budaya organisasi. Untuk mendalami hakikat budaya organisasi, perlu terlebih dahulu pendalaman tentang perilaku organisasi, yang didefenisikan sebagai studi mengenai perilaku manusia didalam organisasi, yang menggunakan ilmu pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak dalam organisasi. Perilaku organisasi ini berdasarkan analisis terhadap orang yang ditujukan bagi kemanfaatan orang (Ivan Cerich, 1996).
      Elemen kunci dari perilaku organisasi adalah :
  1. Orang, merupakan variabel yang paling sensitif dan independen terhadap perilaku organisasi, disebabkan orang dapat berinteraksi sesuai dengan sikap yang dikehendakinya.
  2. Struktur, yang mengatur tentang pembagian tugas dan tanggungjawab kepada masing-masing orang yang ada dalam organisasi.
  3. Teknologi dan lingkungan adalah unsur eksternal yang sangat penting diperhatikan suatu organisasi, disebabkan teknologi dan lingkungan yang sangat cepat berubah tanpa dapat dibatasi dalam batas pemikiran orang secara rasional.
      Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 
  1. Pengaruh umum dari luar yang luas. Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi. 
  2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat. Keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
  3. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi. Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.
      Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
  1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
  2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
  3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
  4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
  5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
      Sobat pembaca, dengan menilai organisasi itu berdasarkan pemaparan di atas, maka diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku. Dengan demikian, teknologi dan lingkungan sebagai elemen kunci dari perilaku organsisasi akan merubah perilaku organisasi, dan secara langsung dapat merubah ciri budaya organisasi itu sendiri.

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah yang ramah dan sopan serta tidak mengandung ujaran kebencian dan unsur sara. Blog Kreasi Kita akan menghapus secara otomatis komentar yang tidak membangun atau spam.