Beranda

Web Tools

3/03/2013

Bentuk dan Proses Motivasi

      Sobat semua, pada umumnya bentuk motivasi yang sering dianut oleh perusahaan meliputi empat elemen utama yaitu kompensasi bentuk uang, pengarahan dan pengendalian, penetapan pola kerja yang efektif dan kebajikan.

  1. Kompensasi bentuk uang. Sebenarnya pemberian kompensasi bentuk uang sebagai motivasi kerja para pegawai memiliki dua pengaruh perilaku. Keanggotaan adalah pengaruh yang paling luas, yang mempengaruhi pegawai pada semua tingkat pendapatan. Pengaruh yang kedua adalah negatif, dari sudut pandang perusahaan dan cenderung terbatas hanya pada pegawai yang pendapatannya tidak lebih dari tingkat standar kehidupan yang layak dan cenderung menganggap kompensasi bentuk uang sebagai tidak seimbang.
  2. Pengarahan dan pengendalian. Pengarahan dimaksudkan menentukan bagi pegawai mengenai apa yang harus mereka kerjakan dan apa yang tidak harus mereka kerjakan. Sedangkan pengendalian dimaksudkan menentukan bahwa pegawai harus mengerjakan hal-hal yang telah di instruksikan. Sebenarnya dua hal tersebut sebagai stimulus telah berkembang dan dianut oleh berbagai perusahaan sejak berabad lamanya. Sampai kini masih digunakan oleh para manajer untuk memotivasi para pegawai. Fungsi pengarahan mencakup berbagai proses operasi standar, pedoman, dan buku panduan, bahkan managemen by objective (MBO)/ manajemen berdasarkan sasaran. Fungsi pengendalian mencakup penilaian kinerja, pemeriksaan mutu, dan pengukuran hasil kerja. Kedua hal tersebut pada dasarnya merupakan metode yang dimaksudkan untuk menyalurkan perilaku pegawai dalam kegiatan tertentu dan menghindari kegiatan lain dengan menetapkan peraturan dan standar, kemudian memastikan bahwa peraturan tersebut dipatuhi. Pengarahan adalah menentukan dan melarang jenis perilaku tertentu. Adapun pengendalian adalah mengukur hasil kerja dan campur tangan apabila hasil yang dicapai pegawai kurang memuaskan.
  3. Penetapan pola kerja yang efektif. Penyesuaian yang efektif dari pola kerja pada kebutuhan pegawai yang meningkat tidak mungkin terjadi minimum pada ukuran yang besar pada perubahan besar dalam budaya intern perusahaan. Perubahan yang demikian lamban sifatnya dan cenderung ketinggalan di belakang kebutuhan perubahan tersebut. Untuk jangka waktu yang cukup lama, mungkin akan terus tampak suatu pola kerja yang tidak rata. Beberapa perusahaan berhasil menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan pekerjaan yang memberikan tantangan, beberapa perusahaan lainnya akan mengadakan percobaan secara tidak efektif, dan beberapa perusahaan lainnya berusaha untuk menentang atau cenderung historis. Akhirnya, keuntungan ekonomis yang diperoleh perusahaan yang berhasil menyesuaikan diri mungkin akan membuat perusahaan yang ketinggalan tersebut menyadari kenyataan baru.
  4. Kebajikan. Kebajikan dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan yang diambil dengan sengaja oleh manajemen untuk mempengaruhi sikap atau perasaan para pegawai. Dengan kata lain, kebijakan adalah usaha untuk membuat pegawai bahagia.
Bentuk dan Proses Motivasi
      Manajemen sumber daya manusia menyadarinya dan berusaha sungguh-sungguh untuk merangsang dan memelihara sikap positif sejak saat itu yang merupakan sebagian dari hampir setiap kegiatan pada tiap perusahaan. Usaha manajemen yang paling banyak dilakukan untuk mengembangkan pegawai adalah pelatihan penyeliaan atau bagian dari padanya berupa kursus singkat mengenai tata laku manajemen dan sebagainya. Hasil berbagai usaha untuk menganalisis perhatian, menghibur, dan menyenangkan hati para pegawai lebih baik dipadukan. Sering usaha tersebut dikembangkan selama masa depresi ketika setiap sikap kebajikan sangat dihargai. Saat ini sikap yang sama dapat ditafsirkan sebagai usaha patternalistik dan kadang-kadang pegawai merasa tersinggung karenanya. Pada perusahaan yang besar, kebajikan mengambil bentuk yang sesuai dengan kelayakan dan kesopanan yang dihadapkan dari manajemen sumber daya manusia dalam hubungan mereka dengan pegawai.
     Sobat pembaca, ketika berbicara mengenai motivasi, maka dibutuhkan proses untuk menerapkan dan memberhasilkannya. Proses tersebut yakni:
  1. Tujuan. Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi, baru kemudian para pegawai dimotivasi kearah tujuan itu.
  2. Mengetahui kepentingan. Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan pegawai dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
  3. Komunikasi Efektif. Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya..
  4. Integrasi tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan pegawai. Tujuan organisasi adalah needscomplex, yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu pegawai ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan pegawai harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
  5. Fasilitas. Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu pegawai yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
      Dalam memberikan motivasi, ada beberapa tekhnik yang harus diperhatikan, yaitu: 
  1. Berpikiran positif. Ketika mengkritik orang begitu terjadi ketidakberesan, tetapi kita lupa memberi dorongan positif agar mereka terus maju. Jangan mengkritik cara kerja orang lain bila kita sendiri tidak mampu memberi contoh terlebih dahulu. 
  2. Menciptakan perubahan yang kuat. Adanya kemauan yang kuat untuk mengubah situasi oleh diri sendiri. Mengubah perasaan tidak mampu menjadi mampu, tidak mau menjadi mau, kata “saya juga bisa” dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi.
  3. Membangun harga diri Banyak kelebihan kita sendiri dan orang lain yang tidak kita hargai padahal penghargaan merupakan salah satu bentuk tekhnik memotivasi.
  4. Memantapkan pelaksanaan Ungkapan dengan jelas, bagaimana cara kerja yang benar, tindakan yang dapat membantu, dan hargai dengan tulus. 
  5. Membangkitkan orang lemah menjadi kuat Buktikan bahwa mereka sudah berhasil, dan nyatakan bahwa anda akan membantu yang mereka butuhkan. Binalah keberanian, kerja keras, bersedia belajar dari orang lain.
  6. Membasmi sikap suka menunda-nunda. Hilangkan sikap menunda-nunda dengan alasan pekerjaan itu terlalu sulit dan segeralah untuk memulai. 
      Menurut Verma di dalam Husaini Usman (2009: 273), ada beberapa tekhnik motivasi lain yang dapat dilakukan terhadap bawahan yaitu disebut dengan prinsip MOTIVATE. Penjabaran dari tekhnik tersebut yakni sebagai berikut:
  • M = Manifest artinya bangkitkan rasa percaya diri ketika pendelegasian tugas.
  • O = Open, artinya bangkitkan percaya diri ketika mendelegasikan tugas.
  • T = Tolerance, artinya toleransi terhadap kegagalan, mau dan boleh belajar dari kesalahan karena pengalaman adalah guru yang terbaik (tingkatkan kreativitas). 
  • I = Involve, artinya semua pihak terkait dalam pekerjaan (meningkatkan rasa diterima dan komitmen). 
  • V = Value, artinya nilai yang diharapkan dan diakui dalam kinerja yang baik (hadiah apa yang didapat dan bagaimana mendapatkannya) 
  • A = Align, artinya menyeimbangkan sasaran pekerjaan (proyek) dengan sasaran individu (orang-orang yang bersemangat mencapai kepuasan yang mereka inginkan).
  • T = Trust, artinya kejujuran setiap anggota tim (vital dalam memotivasi). 
  • E = Empower, artinya berdayakan setiap anggota tim sewajarnya (khususnya dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaannya).
     Demikian saja Sob, moga bermanfaat ya..

1 comment:

Berkomentarlah yang ramah dan sopan serta tidak mengandung ujaran kebencian dan unsur sara. Blog Kreasi Kita akan menghapus secara otomatis komentar yang tidak membangun atau spam.